Kamis, 2024-03-28, 11:48 PM

Pulsa Elektrik Termurah Jateng-Jakarta-Jogja-Jatim_Bandung

Detail Menu


Pulsa Elektrik
Download Gratis
Menu Utama
Free Backlink
Business Blogs
business blog Free Backlink Exchange-Tukar Link Sistema Enlaces Reciprocos Sistema Enlaces Reciprocos
Just copy this banner code to your website or blog:This program is a free automatic backlinks exchange services and free web traffic from other users. Everyone knows how important backlinks to get a high pagerank. Here, we offer a backlink for free and very fast for your sites. Copy the html code first, and then paste to your website or blog. To view your backlink you can click the image link from your website or blog. And well... your website url done and will be displaying in last references. If any visitors click this banner from your website or blog, your url backlink will be creating automatically in this website. Enjoy with this seo tricks.   

Recent Referer Backlinks

Backlink Friend

Free Automatic Backlink Free Automatic Backlink Kostenlose Backlink Austausch Cárdenas.net Free Backlinks DAHOAM Free Backlinks Linki Linki Free Backlinks ECBanner Die Gute Saat Free Automatic Link Die Gute Saat Free Automatic Link Free Backlinks Exchange Free Automatic Link kostenlose backlinks Free Automatic Link echange de liens Free Automatic Link Free Automatic Link Intercambio de enlaces Free Automatic Link Free Automatic Link Free Automatic Link Free Automatic Link Free Automatic Elvira Links Free Automatic Link Free Automatic Link Intercambio gratis de Enlaces Free Backlinks Free Backlinks Free Backlinks Free Backlinks Enlaces Gratis Unlimited Backlink Exchange Unlimited Backlink Exchange Free Backlinks Streichquartett Tradiciones Peruanas de Ricardo Palma














Streichquartett Automatic Backlink Exchange Free Automatic Link Multiple Backlinks


La Bonne Semence Free Automatic Link Plugboard Free Backlink Exchange
Web Link Exchange Text Backlink Exchanges Soqoo Link Exchange Text Back Link Exchange Text Back Links Exchange Text Back Links Exchanges backlink Hochzeitsmusik - Streichquartett backlink backlink Free Auto Backlink Generator Get a Free Backlink Florists Links top backlinks referers free Get a Free Backlink trafic backlinks Kostenlose Backlinks bei http://www.backlink-clever.de
SEO-Supreme Professional search tools for free referents backlinks backlinks refere free instant backlink for blog and website
[ New messages · Members · Forum rules · Search · RSS ]
  • Page 1 of 1
  • 1
Forum » Info Ilmu Islam » Pengetahuan Marifat » Model Manusia Ilahi (bag.2) (“AKU lebih dekat dari urat leher.” (Q.S. Qaaf : 16))
Model Manusia Ilahi (bag.2)
dibyoDate: Kamis, 2009-10-08, 1:57 AM | Message # 1
Colonel
Group: Administrators
Messages: 154
Reputation: 0
Status: Offline
. Model Manusia Ilahi (bag.2)

Esoterisme Roh
Di dalam Rahsa (Min-Ruhi/Sirr) adalah Nur, didalam Nur adalah Hayyu karena Nur adalah bentuk diskrit dari pancaran Hayyu, dan didalam Hayyu ada DZAT atau ESENSI TUHAN, artinya Hayyu adalah KUASA atau ENERGI yang dibangkitkan DZAT.

Sebagai analog untuk sekedar memudahkan pemahaman kita saja, saya uraikan analogisme sebagai berikut:

Matahari menghasilkan Energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang dipancarkan sebagai paket-paket Energi berupa foton – Demikian halnya DZAT menghasilkan Kuasa atau Energi-NYA dalam bentuk Hayyu yang dipancarkan dalam sebagai paket-paket Energi berupa Gelombang Hayyu atau Nur Muhammad. Disini kita dapat memahami dengan jelas bahwa DZAT, Hayyu dan Gelombang Hayyu yang dipancarkan dalam bentuk Nur Muhammad adalah SATU ke-“SATU”-an yang tidak dapat dipisahkan.

Min-ruhi yang ada didalam diri manusia adalah bentuk turunan (derivative) dari Gelombang Hayyu atau Nur Muhammad, sedangkan Gelombang Hayyu atau Nur Muhammad itu SATU ke-“SATU”-an dengan DZAT Tuhan. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa manusia itu “amat dekat” dengan Tuhan – boleh disebut sebagai SATU ke-“SATU”-an. Seperti dilukiskan Qur’an:

“AKU lebih dekat dari urat leher.”
(Q.S. Qaaf : 16)

“Dan DIA bersama kamu dimana saja kamu berada.” (Q.S. Al Hadiid : 4)

Hayyu dan Nur adalah unsur yang bersifat Ilahiah, sedangkan Budi (Pikiran), nafsu (Emosi), Jiwa (Soul) adalah unsur yang bersifat kemanusiaan. Keduanya dihubungkan dengan apa yang disebut dengan Rahsa.

DZAT – ESENSI TUHAN,
“SUMBER SEGALA EKSISTENSI”

(Unsur Ilahiah)
Hayyu - Energi dari DZAT TUHAN
Nur Muhammad (kuanta pancaran Hayyu)

(Penghubung/ Antara)
Rahsa/ Sir/ Roh Universal - UQ

(Unsur Manusia)
Suksma/ Jiwa/ Roh Individual/ Soul - SQ
Nafsu/ Emosi - EQ
Budi/ Pikiran/ Intelek - IQ

Hubungan Tuhan - Manusia

Unsur Ilahiah dan Unsur Manusia bersatu di dalam tubuh material yang disebut manusia (Adam) dan jadilah makhluk yang sempurna secara jasmaniah maupun rohaniah. Oleh karena itu jika manusia dapat mengembangkan spiritualitasnya, manusia akan dapat menghayati anasir-anasir ruhani dalam dirinya – dan dia akan menemukan “Tuhan” melalui perjalanan ke dalam dirinya sendiri. Karena memang Tuhan ADA disini, di dalam Jiwa ini.

Danah Zohar & Ian Marshall memperkenalkan tiga konsep Kecerdasan manusia, yaitu IQ, EQ, dan SQ dan selalu mengaitkan ketiganya dengan unsur material manusia. Model SQ dari barat ini, atau Spiritual Intellegent belum menjangkau ketuhanan. Pengkajiannya hanya sebatas hal-hal yang bersifat biologi atau psikologi semata, belum menyentuh Transendensi secara tuntas. Dan hal ini tentunya masih menyisakan sebuah “kebuntuan besar”.

Dalam Model Diri “Manusia-Tuhan” pada buku ini, saya akan mengenalkan kepada Anda dua tingkat Kecerdasan lagi yang ada dalam diri manusia diluar tiga Kecerdasan Tersebut. Yaitu Kecerdasan Universal, UQ yang dihasilkan oleh Rahsa/Roh Universal dan Kecerdasan Tuhan, GQ – bentuk Kesadaran Hidup yang dipancarkan Tuhan melalui Gelombang Hayyu/Nur Muhammad–NYA. GQ adalah realisasi Kecerdasan SANG AKU.

Pada bagian-bagian berikut dari buku ini, saya akan mengajak pembaca untuk melakukan ekplorasi lebih mendalam tentang ke dua Kecerdasan tersebut UQ dan GQ, namun terlebih dahulu mari kita perdalam pengenalan diri kita melalui kisah pertumbuhan manusia, pada bagian berikut:

Manusia dan Bagaimana Ia tumbuh?
Adam, manusia pertama diciptakan dari tanah liat.

“Yang membuat segala sesuatu yang DIA ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.”
(QS. As Sajdah : 7)

Selanjutnya manusia keturunannya diciptakan oleh Tuhan dari “sari pati” air yang hina - melalui hubungan manusia laki-laki dan perempuan seperti firman-NYA:

“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).”
(Q.S. As Sajadah : 8)

Melalui proses senggama antara laki-laki dan perempuan, air mani ditumpahkan/terpancar ke dalam rahim. Seperti dijelaskan qur’an:

“DIA telah menciptakan manusia dari mani.” (Q.S. An Nahl : 4)

“Bukankah ia dahulu setetes air mani yang ditumpahkan.”
(Q.S. Al Qiyamah : 37)

Dalam proses senggama dua insan – laki laki dan perempuan berpadu menjadi “SATU”. Dua Kemauan ber-“SATU” menjadi “SATU” rasa. Dua cinta ber-“SATU” menjadi “SATU” keadaan “SATU” rasa yang tak terlukiskan untuk mewujudkan Kehendak-NYA menciptakan manusia baru.

Dalam proses ini, air mani terpancar dari alat reproduksi laki-laki masuk kedalam liang peranakan wanita (tube fallopi), kemudian satu spermatozoa yang dihasilkan dari alat reproduksi laki-laki ini, setelah melalui kompetisi sangat hebat dapat membuahi ovum-dan terbentuklah embrio,

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur…(Q.S. Ad Dahr : 2)

yang kemudian disimpan dalam rahim.
“Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim).” (Q.S. Al Mu’minun :13)

Ovum yang telah dibuahi oleh spermatozoa dalam saluran telur (tuba fallopi) turun sampai ke rahim dan menetap disana dengan selaput lendir dan dengan lengan otot sesudah tersusun plasenta.

Paduan sel tersebut membelah diri menjadi dua, empat, lama kelamaan menjadi berjuta-juta menjadi embrio yang sudah bisa dilihat dengan mata biasa, terlihat seperti sepotong daging yang belum berbentuk manusia. Kemudian terbentuk tulang, lalu tulang itu dibungkus daging dan akhirnya menjadi rupa manusia. Seperti diuraikan dalam qur’an:

“Kemudian air mani itu KAMI jadikan sesuatu yang melekat, lalu KAMI jadikan sesuatu yang melekat itu segumpal daging, dan daging itu KAMI jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu KAMI bungkus dengan daging, kemudian KAMI jadikan ia makhluk yang (berbentuk lain).” (Q.S Al Mu’minun : 14)

Dan selanjutnya,
“Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh-NYA, dan DIA menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”.
(Q.S As Sajadah : 9)

Tuhan, Roh, Jiwa dan Tubuh
Sekedar sebagai ilustrasi saja untuk sedikit memudahkan pemahaman kita tentang ; gambaran antara Tuhan sebagai “Sumber Hidup”, dengan Roh yang membawa Energi Hidup dan Tubuh sebagai wahana material yang mewadahinya - dapat dianalogkan dengan Generator sebagai Sumber Listrik, dengan Kabel yang dialiri Energi Listrik dan alat-alat listrik seperti lampu/tv/ kulkas misalkan. “Jika disambungkan kabel dari Generator ke lampu maka lampu akan menjadi hidup menyala. Jika ditiupkan Roh dari Tuhan kepada Tubuh maka Tubuh akan menjadi hidup bergerak. Jika aliran listrik dari Generator diputuskan maka otomatis lampu akan menjadi mati/ padam – Jika Roh dicabut/ keluar dari tubuh maka tubuhpun akan mati.”

Listrik Min- Ruhi

Analogi Generator-Listrik-Lampu dengan Tuhan-Min Ruhi-Tubuh

Roh yang masuk kedalam tubuh menimbulkan dua kehidupan bagi manusia – kehidupan biologis yang menyebabkan badan hidup bergerak dan kehidupan psikis, jiwa atau nafs yang membentuk Kesadaran manusia. Roh yang ada dalam tubuh inilah yang dinamakan roh individual. Sedangkan min ruhi atau roh universal sendiri adalah SATU, dengan kata lain hakikat roh semua orang itu SATU. Analognya adalah Roh Universal adalah Cahaya Matahari, dan roh individual adalah percikan cahaya yang dipancarkan ke berbagai arah oleh matahari.

Perkembangan Hidup
Psikis, jiwa atau nafs Manusia
Setelah roh-NYA dihembuskan, manusia berkembang menjadi makhluk dwi dimensi hidupnya: biologis dan psikis – jasmaniah dan ruhaniah.

Dengan roh, organ-organ biologis berfungsi dan tumbuh. Jantung mulai berfungsi dan aktivitas hidup biologis pun berjalan. Secara simultan kehidupan psikis juga muncul. Janin yang sudah mempunyai roh segera mempunyai kesadaran – “ia mulai bisa menendang-nendang perut ibunya dan bergerak berubah-ubah posisinya dalam perut.”

Setelah sempurna kejadiannya janinpun lahir kedunia, dengan kondisi biologis dan psikis yang siap untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga bertumbuh kembang. Bayi yang lahir sempurna biologis dan psikisnya memberikan reaksi emosional dengan cara menangis. Dan lambat laun berfungsi pendengarannya, penglihatannya, kemudian hati (emosi dan logika) seiring dengan perkembangan sistem neurologisnya.

Seorang bayi terlahir dengan kebutuhan utama untuk mempertahankan hidup-koneksi koneksi saraf untuk mengatur pernafasan, detak jantung, suhu tubuh, dan lain-lain. Akan tetapi, seorang bayi belum dapat melihat wajah dan benda, membentuk konsep, atau menyuarakan bunyi bermakna. Kemampuan-kemampuan semacam ini berkembang sejalan dengan waktu: melalui kontak dengan dunia, otak membangun jaringan saraf baru. Semakin kaya dan beragam pengalaman yang diterima olehnya, semakin kompleks dan besar koneksi yang terbentuk. Semakin dewasa, koneksi saraf yang baru itu memberi anak-anak kemampuan berbahasa dan pembentukan konsep.

Kehidupan psikis atau kejiwaan manusia dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dirinya. Pada saat:
- Bayi lahir, dimana alat-alat indra belum berfungsi sempurna, kesadaran manusia masih berada dalam keadaan yang bersifat:
o Ketunggalan atau Holisitas
o Tidak ada apa-apa
o Tidak melihat apa-apa
o Tidak mendengar apa-apa
o Tidak merasa apa-apa

Kesadaran manusia yang baru lahir adalah kesadaran murni nan netral. Sebuah kesadaran “tanpa aku” atau “ego”. Manusia bayi belum menyadari perbedaan dirinya dengan lingkungannya. Bayi yang baru lahir dari kandungan ibu, pada hakekatnya tiada –merasa apa-apa. Kesadaran dimana ego dan bukan ego hanyalah satu dan tak terbatas adanya. Pada tahapan ini belum terbentuk kesadaran tentang Ruang dan Waktu. Tidak ada “sini” dan “sana”, tak terbedakan “waktu lalu”, “sekarang”, “waktu mendatang”. Kesadaran “tanpa definisi”. Bayi belum mempunyai persepsi apapun tentang sesuatu. Kesadaran tanpa “ego”-“tanpa keinginan sendiri”. Kesadaran murni - Fitrah. Bila Anda ditanya tentang bagaimana rasa atau kesadaran pada saat Anda dilahirkan ke dunia, secara jujur semuanya akan menjawab atau mengatakan “TIDAK TAHU atau ENTAH!”.

Kesadaran Murni Nan Fitri : Entahlah – Tiada Ruang-Waktu – Tiada Apa-Apa – Tanpa Ego

- Lambat laun organ-organ manusia berkembang dan fungsinya semakin sempurna. Pendengaran, penglihatan dan hati; emosi dan logika mulai berkembang akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Pada tahun-tahun awal, egonya belum menguat. Kehidupan psikis masih didominasi oleh “Kesadaran Murni”. Anak-anak belum mengalami “individualitas” yang dikurung oleh keterbatasan fisik. Ia masih merasakan keadaan kesadaran Roh Universal. Mereka memandang dunia luar dengan inderanya tetapi kesadarannya meluas jauh melampaui ruang lingkup jasadnya yang mungil. Ia melarutkan dirinya dengan lingkungannya. Mereka mengalami keadaan persatuan dengan alam semesta raya (makro-kosmos) - sebagai “SATU” – ke “SATU” an yang tidak terpisahkan dari dirinya. Merasakan menjadi bagian dari keseluruhan. Sebuah Kesadaran Holisitas. Bagi anak-anak kecil, segala sesuatu itu hidup, mereka merasakan bahwa matahari, bulan, air, bintang, tumbuhan dan hewan serta semuanya adalah hidup dan satu keluarga. Anak-anak ini menyadari bahwa semua tersusun dari bahan dasar yang sama “Nur Muhammad” dengan esensi yang sama “Hayyu” atau Hidup azali. Pada fase anak-anak seperti ini, batas antara “ego” dan bukan “ego” masih tipis. Kendi “ego” belum tebal. Dalam tingkat ini, roh individual masih sadar bahwa hakikatnya dirinya dalah roh universal. Dalam tingkat ini Kesadaran berada dalam pemahaman bahwa “Aku adalah Semua” – “Aku Satu dengan Semua”-“Semua adalah Aku.” Kesadaran Kosmis.
- Organ-organ biologis terus berkembang dan semakin sempurna. Kemampuan berinteraksi dengan lingkungan semakin baik. Manusia semakin terserap ke dalam dunia penginderaan. Dominasi Kesadaran Kosmis merosot. Individualitas atau ke-aku-an mulai menguat, rasa perbedaan atau perpisahan dirinya dan bukan dirinya menguat. Potensi Spiritualitas tak terbatasnya lambat laun tidur lelap tertimbun dengan kesadaran jaga (consiousness).
- Pada tahap selanjutnya, Kesadaran Psikis manusia tumbuh berkembang memunculkan kemampuan-kemampuan mengingat (memori), logika sebagai hasil kerja otak bagian kiri, kreativitas sebagai hasil kerja otak bagian kanan. Kesadaran Murni dan Kesadaran Kosmis semakin tertimbun di dasar, oleh produk-produk ingatan, penalaran logis dan kreativitas.
- Seiring dengan semakin erat interaksinya dengan lingkungan diluar dirinya, maka kemampuan pemikiran serinya yang bersifat logis dan rasional, serta pemikiran sadar, berorientasi tujuan atau pemikiran strategis menjadi berkembang dan membentuk apa yang disebut dengan “ego” – yaitu seperangkat mekanisme dan strategi untuk menghadapi hidup, yang digunakan diri untuk hidup di dunia. Ego adalah topeng penampilan diri yang sering kali di-“aku” sebagai diri yang sebenarnya. Ego adalah bagian diri yang paling mudah diidentifikasikan sebagai diri kita sendiri, dan sering diyakini sebagai diri sendiri – padahal ia adalah topeng dari diri. Ego adalah produk dari pikiran seri dan rasional.

Yang disebut dengan jiwa atau nafs adalah keduanya: hidup psikis dan hidup biologis manusia. Kedua hidup ini di hidupi oleh min-ruhi.

Min ruhi atau roh universal adalah esensi suci, yang tidak terkait dengan dosa dan kebajikan. Sedangkan jiwa atau roh individual dapat mempunyai kualitas baik dan buruk tergantung perkembangannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Seperti dijelaskan dalam qur’an:

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. As Syam : 8-10).

Nafs atau Jiwa manusia adalah Kesadaran individual yang terkonstruksi dari tiga (3) jenis kecerdasan: IQ, EQ, dan SQ. Sedangkan min-ruhi adalah Kesadaran Universal dari Tuhan.

Model Diri: Manusia – Tuhan
Untuk menciptakan model baru tentang diri manusia, saya tertarik untuk mengadopsi konsep diri dari Ronggowarsito sebagai kerangka dasar pengembangan dan selanjutnya memperkaya serta mengembangkannya lebih lanjut dengan pengetahuan falsafat dan ilmu pengetahuan modern. Dengan konsep tiga Singgasana Tuhan atau tiga segmen kesadaran, Ronggowarsito mewacanakan suatu konsepsi berpikir lain sama sekali dengan model berpikir Barat lama yang tidaklah memadai. Ronggowarsito secara mengesankan telah memahami psikologi transpersonal-dimana berkesadaran bukanlah proses otak semata-mata, bukan sekedar urusan cipta atau Baitul Makmur luar saja, tetapi juga dengan bagian tubuh lainnya. Kita berkesadaran dengan jaringan saraf yang kompleks yang berjalinan di seluruh organisme kita. Kita berpikir atau berkesadaran dengan hati dan kita juga berpikir dan berkesadaran dengan kemaluan kita.

Sultan Agung dan Ronggowarsito menggambarkan manusia dalam sebagai 3 (tiga) segmen diri, yaitu:

Baitul Makmur: Rumah kesadaran berpikir manusia (cipta). Seperti disebutkan dalam buku Kekiyasan Pangracutan dan Hidayat Jati diuraikan bahwa:

Sesungguhnya AKU mengatur singgasana-KU dalam Baitul Makmur. Rumah tempat Kesukaan-KU, yang berada dalam kepala Adam (manusia). Yang ada didalam kepala, yaitu otak, diantara otak ada manik (neuron, didalam manik ada budi (kecerdasan intelektual/ IQ), dalam budi ada nafsu (EQ), dalam nafsu ada sukma (yang memungkinkan manusia mempunyai SQ), dalam suksma ada rahsa, dan dalam rahsa ada AKU (Tuhan), tidak ada Tuhan selain AKU, DZAT(Esensi) yang meliputi semua keadaan.

Baitul Muharam: Rumah kesadaran qalbu atau Karsa. Seperti disebutkan dalam buku Kekiyasan Pangracutan dan Hidayat Jati diuraikan bahwa:

Sesungguhnya AKU mengatur singgasana-KU dalam Baitul Muharam. Rumah tempat Larangan-KU, yang berada dalam dada Adam (manusia). Yang ada didalam dada, yaitu hati, yang berada diantara hat, ialah jantung, dalam jantung ada budi, dalam budi ada jinem, yakni angen-angen (karsa, kemauan atau motivasi, dalam angen-angen (kemauan atau motivasi) ada sukma, dalam suksma ada rahsa, dan dalam rahsa ada AKU, tidak ada Tuhan selain AKU, DZAT(Esensi) yang meliputi semua keadaan.

Baitul Muqaddas: Rumah kesadaran qalbu atau Karsa. Seperti disebutkan dalam buku Kekiyasan Pangracutan dan Hidayat Jati diuraikan bahwa:

Sesungguhnya AKU mengatur singgasana-KU dalam Baitul Muqaddas. Rumah tempat yang KU-sucikan, berada dalam penis Adam (manusia). Yang ada didalam penis, ialah buah pelir, ialah nutfah, yakni mani. Dalam mani ada madi, dalam madi ada wadi, dalam wadi ada manikem (keadaan suksma), dalam manikem ada rahsa, dan dalam rahsa ada AKU, tidak ada Tuhan selain AKU, DZAT(Esensi) yang meliputi semua keadaan.

Siapakah SANG AKU yang dimaksudkan disini? Tidak lain adalah seperti yang diungkapkan qur’an:

“Sesungguhnya AKU ini adalah ALLAH, tidak ada Tuhan selain AKU.”
(QS. Thaahaa : 14)

Tiga segmen Kesadaran Manusia, cipta, karsa, rasa, dapat diringkas menjadi model seperti di bawah ini:
Baitul
Makmur Baitul
Muharam Baitul
Mukadas Identifikasi
Anasir
Kepala Dada Kemaluan 1.a
Otak Hati Penis & Testis 1.b
Manik Jantung Mani 1.c
Budi Budi Madi 2
Nafsu Jinem Wadi 3
Suksma Suksma Manikem : (Suksma) 4
Rahsa Rahsa Rahsa 5
AKU AKU AKU 6

Bagian 1a, 1b, 1c adalah anasir tubuh atau ragawi, bagian 2 adalah anasir pikiran, bagian 3 adalah anasir emosional, bagian 4 adalah anasir jiwa atau roh individual, anasir 5 adalah anasir roh universal dan bagian 6 adalah “Sumber”, “Akar” – Eksistensi atau “Diri Tuhan”.

Sumber atau Akar Eksistensi kita adalah, SANG AKU atau DIRI Tuhan adalah DZAT atau Esensi Tuhan beserta aspek azali-NYA berupa Kuasa-“Energi”-Nya yang disebut Hayyu dan pancaran Gelombang Energi atau pancaran Hayyu dalam bentuk diskrit-diskrit Gelombang Hayyu yang disebut Nur Muhammad atau Nur.

Dengan mengacu pada model diri Ronggowarsito, sekarang kita dapat menyusun model diri yang lebih Holistik seperti yang ditunjukkan dalam gambar……

Model diri ini saya namakan model diri : “Manusia – Tuhan”. Dalam Model ini manusia terbagi dalam 7 tujuh langit (lapisan) Kesadaran, secara berurutan dari luar kedalam, yaitu:

1. Tubuh atau jasad
2. Pikiran atau intelek
3. Nafsu atau emosi
4. Roh individual atau jiwa
5. Roh Universal atau Sir
6. Nur atau Cahaya Tuhan
7. Hayyu atau Hidup/ Energi/ Daya/ Kuasa Tuhan

Lapisan terdalam dari Kesadaran adalah Hayyu atau Hidup Universal. Kesadaran ini ber-“SUMBER” atau ber-“AKAR” dari “PUSAT SEGALA EKSISTENSI” atau “REALITAS MUTLAK”.

Hayyu adalah sifat utama Tuhan, adalah hidup tanpa ada yang menghidupi karena “SATU” ke-“SATU”-an dengan DZAT. Hayyu adalah hakikat terdalam manusia. Yaitu Hidup yang tidak akan mati. Hayyu adalah sifat Tuhan yang bersifat primordial seperti sifat primordial “ADA”-Nya Tuhan. Maka ke-“SATU”-an antara Tuhan dan manusia adalah kesatuan antara DZAT Tuhan dan Sifat-Nya. Keduanya tidak dapat dipisahkan, laksana ke-“SATU”-an antara Matahari dan Energinya. Hakikat terdalam dari manusia adalah Energi atau Sifat Tuhan, namun Sifat atau Energi bukanlah Esensi Tuhan, Diri atau Dzat Tuhan. Ibaratnya, Energi Matahari bukanlah Matahari itu sendiri. Sifat Tuhan bukanlah Tuhan itu sendiri, akan tetapi aspek dari Tuhan.

Lapisan Kesadaran

Penjelasan tentang DZAT sebagai “SUMBER” atau “AKAR” Eksistensi adalah sebagai berikut:

“……itulah DZAT nya Hayyu, manunggal sejatinya DZAT yang bersifat ESA, Tiada zaman tiada arah, tiada bertempat, tanpa warna, tanpa rupa, yang awal dan sekaligus kekal, Yang Menguasai, Yang Berkuasa menciptakan segala alam, Meliputi Segala Alam, Yang Cerdas dengan segala Kesempurnaan, Hidup Dengan Sendiri-Nya, Tidak ada yang menghidupi-Nya, diibaratkan hayyun bila ruhin : artinya hidup tanpa nyawa. Itulah Teofani DZAT Tuhan Yang Maha Suci, Yang Agung Dzat-Nya, Yang Indah Sifat-Nya, Yang Berkuasa Nama-Nya, Yang Sempurna Segala Perbuatan-Nya; berada pada hidup kita Pribadi, disitulah tidak ada batas/ tidak ada jarak antara –ke-“SATU”-an Manusia-Tuhan.” (Hidayat Jati, Buku T).

Demikianlah, didalam diri manusia – “Ada Esensi Yang Lebih Besar dari apapun, Ada Esensi Yang Melebihi segala sesuatu, Esensi dari Seluruh Semesta Alam.”

Yaitu: “AKU Dzat Tuhan yang bersifat ESA, meliputi hamba (manusia)-KU, manunggal menjadi SATU keadaan, sempurna dengan KUASA-KU.” (Hidayat Jati)

Alam semesta ini diliputi oleh AKU
Dengan wujud-KU yang tidak nyata;
Semua makluk ada pada-KU
Tetapi AKU tidak berada pada mereka
(Bhagavadgita : IX : 4 )

Adalah “SANG AKU” - seperti dinyatakan dalam qur’an :

“Sesungguhnya AKU ini adalah ALLAH, tidak ada Tuhan selain AKU.”
(QS. Thaahaa : 14)

SANG AKU: Yang Esa itu sungguh SATU, yakni benar-benar hanya SATU, yaitu REALITAS kita yang sesungguhnya, demikian Hakikat-NYA. DZAT yang bersabda tanpa mulut, hanya niat saja. Mencium tanpa hidung, hanya menyengaja saja. Mendengar tanpa telinga. Bila Melihat, tiada menggunakan mata, itulah yang disebut waskitha. Tuhan tiada arah, artinya tanpa tempat. Tiada rupa dan tiada warna. (Hidayat Jati).

Dan dengan pemahaman ini kita akan semakin meyakini sebuah kebenaran tanpa ragu-ragu, bahwa Tuhan Ada Disini, di dalam Diri ini.

Karena memang “….DIA bersama kamu dimana saja kamu berada….”
(Q.S. Al Hadiid : 4)

Oleh karena itu, seperti diungkapkan Rumi dengan syairnya, Kebenaran telah menyatakan bahwa:

“AKU tidak bersembunyi dalam yang tinggi atau yang rendah
Tidak di bumi, tidak dilangit, tidak di singgasana
Ini adalah kepastian, Oh yang tersayang :
AKU tersembunyi dalam hati yang percaya
Jika engkau mencari-KU, carilah AKU dalam hati-hati itu.”

Karena memang sesungguhnya:
Hati yang percaya, hati orang-orang mukmin lebih kuat dari seluruh petala langit dan bumi – Laa yasaani ardhi wa samma’I wa laakin yasaani qalbi ‘abda’l – mu’min:

“Langit dan bumi tidak bisa memuat AKU, tapi hati seorang percaya yang benar bisa memuat AKU.”

Hati seorang mukmin sejati adalah Bait ALLAH – Rumah Tuhan – Singgasana SANG AKU.
Diposkan oleh Bhre tandes

 
Forum » Info Ilmu Islam » Pengetahuan Marifat » Model Manusia Ilahi (bag.2) (“AKU lebih dekat dari urat leher.” (Q.S. Qaaf : 16))
  • Page 1 of 1
  • 1
Search: