MENUJU KECERDASAN TUHAN, GQ DENGAN MEDITASI HAKIKAT DIRI “Barang siapa mendekat-KU sedepa,
AKU akan mendekatinya selangkah,
dan barang siapa mendekati-KU selangkah, AKU akan mendekatinya sejengkal, dan barang siapa mendekati-KU dengan berjalan, AKU akan mendatanginya dengan berlari, dan barang siapa menemui-KU dengan dosa-dosa sebesar dunia, AKU akan memberikan ampunan yang sama besarnya.” (Al Hadits)
Sebagai penutup dari dari buku ini, saya tidak ingin membuat kesimpulan apapun yang bersifat intelektual. Namun saya berkeinginan mengajak Anda, pembaca semuanya untuk menikmati kontemplasi bersama, baru kemudian saya persilakan Anda untuk membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman Anda masing-masing.
Saya dan Anda harus sadar bahwa : Pemberian terbesar yang diberikan Tuhan kepada saya dan Anda adalah Potensi Yang Tak Terbatas, GQ. Pemberian terbesar saya dan Anda kepada Tuhan adalah menggunakan potensi tersebeut sebaik-baiknya. Jika Anda memiliki sebuah hasrat, Anda juga memiliki kemampuan untuk mencapai hasrat tersebut. Tujuan kita yang tertinggi berasal dari Tuhan didalam diri kita (Rabbi Nas), dan Tuhan yang sama dalam diri kita (Rabbi Nas) itu tidak pernah kekurangan cara untuk memenuhi tujuan tersebut.
Sekarang saya mengajak Anda untuk mengenal dan kemudian menggunakan Potensi Yang Tak Terbatas itu, GQ :
Jika Anda berkenan, ikutilah kontemplasi ini tahap-demi tahapannya. Saya meringkasnya dalam Lima langkah Kontemplasi Diri Praktis menuju GQ sebagai berikut :
1. Menyadari bahwa ALLAH adalah “Sumber”, “Asal”, “Akar” Eksistensi kita
2. Menyadari bahwa tubuh Manusia adalah bentuk Kuasa ALLAH
3. Menyadari bahwa Roh berasal dari ALLAH kembali pada ALLAH
4. Menghayati Kesatuan manusia dengan ALLAH
5. Melakukan Meditasi Holistik
Kelima langkah tersebut merupakan latihan praktis untuk meningkatkan Kesadaran Ikhsani demi menuju Kecerdasan Ilahiah. Detail langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Langkah - 1: Menyadari ALLAH sebagai “Sumber” “Asal” atau “Akar” Segala Eksistensi
Latihan ini dapat mengangkat Kesadaran Anda kepada pengakuan Kemaha Kuasaan ALLAH sekaligus menghilangkan rasa kepemilikan (possesivitas) diri. Dengan bekal kesadaran ikhsani yang telah Anda peroleh dari latihan Ikhsani-1, dimana jiwa Anda telah tetap pada kondisi On-Line dengan ALLAH (dzikrullah state). Dan terus-menerus Anda aktifkan sirr dalam mengingat ALLAH.
Selanjutnya kini: marilah kita lihat, kita amati, kita perhatikan dan kita pikirkan bumi kita yang luas dan besar. Ukuran garis tengah bumi kita adalah 12.756 km - coba bandingkan dengan ukuran kita (manusia) yang hanya 1.75 m tinggi saja, maka ukuran bumi adalah 7289142.9 kali kita, atau kita : Manusia adalah 0.00000014 kali bumi. Ternyata, Kita: manusia adalah sangat kecil dibandingkan Bumi. Begitu kecilnya kita!!!
Latihan kita teruskan, marilah kita lihat, kita amati, kita perhatikan dan kita pikirkan tata surya kita dengan segala isinya Matahari: bintang yang bermassa 1.99 x 10^30 kilogram, berumur sekitar 5 milyar tahun dan bersuhu permukuaan 5800 Kelvin, ditambah dengan planet-planetnya: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Asteroid, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto (jika masih diakui sebagai planet). Ukuran garis tengah tata-surya kita adalah 10^15 kali ukuran manusia, atau manusia adalah 0.0000000000000001 kali tata-surya. Ternyata, Kita: manusia adalah sangat kecil dibandingkan dengan Tata Surya kita. Begitu kecilnya kita!!!
Matahari dan sistem tata-suryanya adalah bagian kecil dari Galaksi Bima Sakti yang terdiri dari 400 milyar bintang. Bayangkan dan pikirkan betapa besar ukuran Galaksi kita. Menurut perhitugan astronomi, ukuran Galaksi Bima Sakti kita adalah 10^20 kali ukuran manusia, atau manusia adalah 0.000000000000000000001 kali Galaksi kita. Ternyata, Kita : manusia adalah sangat kecil dibandingkan dengan Galaksi Bima Sakti kita. Begitu kecilnya
kita!!!
Manusia bagian dari Alam Semesta,
Tuhan Yang Maha Tak Terhingga Meliputi Seluruh Semesta Alam
Kontemplasi kita tidak berhenti disini, mari kita jelajahi lebih jauh keluasan dan keagungan kosmos. Galaksi bukanlah wujud Alam Semesta Terbesar, karena Galaksi adalah sebagian saja dari apa yang dinamakan Cluster/ Super Cluster Bintang yang berukuran 10^25 kali ukuran manusia. Atau dengan kata lain, kita (manusia) jika dibandingkan dengan Cluster Bintang adalah 0.0000000000000000000000001 kalinya. Ternyata, Kita : manusia adalah sangat kecil dibandingkan dengan Cluster kita. Begitu kecilnya kita!!!
Semua super cluster/cluster dengan Galaksi-Galaksinya, Galaksi dengan tata-suryanya, Tata Surya dengan planet, asteroid dan satelit-satelitnya. Ditambah dengan Nebula-Nebula yang bersebaran dalam ruang-waktu kosmos serta apa yang disebut oleh para Astrofisikawan dengan Lubang Hitam (Black Hole) dan Materi Gelap (Dark Matter) menyusun ALAM SEMESTA FISIKA dengan ukuran sekitar 10^30 kali ukuran kita (manusia). Atau jika dibandingkan dengan ALAM SEMESTA FISIKA eksistensi kita adalah 0.00000000000000000000000000001 kalinya. Ternyata, kita: manusia adalah sangat kecil dibandingkan dengan ALAM SEMESTA kita. Begitu kecilnya kita!!!
Lebih menakjubkan lagi, ternyata ALAM SEMESTA terus mengembang, yang berarti ukurannya terus membesar seakan menuju ke Tak Terhinggaan. Dan semakin kecil lah eksistensi kita jika dibandingkan dengannya, semakin kecil dan semakin mendekati NOL.
Diri Kita : (dibandingkan) dengan
Alam Semesta Tak Terhingga = 0
Bila kita renungkan secara mendalam, kita akan menyadari bahwa - Betapa besar Daya yang mengatur ALAM SEMESTA, betapa Perkasa Kekuatan ALAM SEMESTA, betapa berKuasa Kekuatan ALAM SEMESTA.
Begitu besar ALAM SEMESTA, begitu menakjubkan ALAM SEMESTA, begitu Tak Terhingganya ALAM SEMESTA kita. Lalu: ADA-kah Wujud Yang Lebih Besar, Lebih Menakjubkan, dan Lebih Tak Terhingga dari ALAM SEMESTA kita ini? Adakah Kekuatan/Keperkasaan/Kekuasaan yang melebihi ALAM SEMESTA?
Jawabannya tentu ADA, lalu Siapakah SANG ADA yang Lebih Besar, SANG ADA yang Lebih Menakjubkan, SANG ADA yang Lebih Kuat, SANG ADA yang Lebih Perkasa, SANG ADA yang Lebih Kuasa, SANG ADA yang Lebih Dasyhat dari ALAM SEMESTA.
“DIALAH ALLAH TUHAN SEMESTA ALAM”.
Renungkanlah serta endapkan menjadi satu kesadaran Jiwa, bahwa sesungguhnya : “Kekuatan/Keperkasaan/Kekuasaan ALLAH melebihi Kekuatan/Keperkasaan/Kekuasaan apapun di ALAM SEMESTA”.
Seluruh ALAM SEMESTA dicipta, dipelihara, diatur, dihancurkan oleh ALLAH sendiri dan seluruh ALAM SEMESTA bergantung pada ALLAH oleh karena itulah seluruh ALAM SEMESTA adalah mutlak kepunyaan ALLAH. ALAM SEMESTA termasuk manusia adalah kepunyaan ALLAH. ALAM SEMESTA adalah bentuk KEKUASAAN ALLAH. Dan semua kejadian yang terjadi di ALAM SEMESTA adalah karena KEHENDAK ALLAH.
Oleh karena itulah, maka mulai sekarang : “Marilah kita sadari bahwa seluruh yang ada, segala sesuatu yang ada di segala penjuru ruang-waktu ALAM SEMESTA adalah mutlak kepunyaan ALLAH dan kita pAndang Seluruh ALAM SEMESTA bukan lagi sebagai eksistensinya sendiri yang bebas, melainkan sebagai bentuk KEKUASAAN ALLAH dan segala kejadian yang ada diALAM SEMESTA adalah bentuk dari KEHENDAK ALLAH”.
“Ya ALLAH: milik-MU lah segala yang ada di langit dan bumi, milik-MU lah diriku ini. Ya ALLAH: Engkau yang memiliki segala sesuatu, Engkau yang menguasai segala sesuatu, semua terjadi atas Kehendak-Mu. Ya ALLAH kekuatan-MU, keperkasaan-MU, Kekuasaan-MU melebihi ALAM SEMESTA.”
Langkah 2: Merasakan bahwa Tubuh Manusia adalah bentuk Kuasa ALLAH
Tubuh kita (manusia) sebagai bagian dari ALAM SEMESTA adalah juga mutlak kepunyaan ALLAH, merupakan bentuk KEKUASAAN ALLAH dan segala kejadian yang terjadi pada kita, yang kita alami terjadi atas KEHENDAK ALLAH. Tubuh manusia di dalamnya dinyalakan cahaya-cahaya qudrah-Nya adalah baytullah, tempat yang terpercaya untuk dikumandangkan pengetahuan-pengetahuan tertinggi dan asma-asma -Nya.
Dalam tahap kesadaran ini: kita tidak lagi memAndang diri kita dan seluruh ALAM SEMESTA bukan lagi sebagai eksistensi yang bebas dengan sendirinya, akan tetapi hakikatnya adalah bentuk KEKUASAAN ALLAH dan segala peristiwa/kejadian adalah semata-mata KEHENDAK ALLAH. Sadarilah dengan jiwa bahwa: “Eksistensi ALAM SEMESTA TIDAK ADA – Eksistensi DIRI JUGA TIDAK ADA sebab YANG ADA semata-mata adalah KEKUASAAN ALLAH”.
Teguhkan dalam batin dengan do’a: “Ya ALLAH tubuhku adalah bentuk Kuasa-MU yang Maha Dasyhat.”
Langkah 3: Menyadari bahwa Roh berasal dari ALLAH kembali pada ALLAH
Setelah bertafakur tentang manusia & dunia ruang-waktu berdimensi empat (4): tiga dimensi ruang (X,Y,Z) dan satu (1) dimensi waktu, sekarang marilah kita arahkan perhatian ke dalam diri kita. Kita akan memasuki dengan apa yang disebut diri esoterik atau spiritualitas manusia. Selain kesempurnaan fisik, TUHAN juga menganugerahkan status spiritual tertinggi bagi manusia dan dengan demikian mempercayakan padanya suatu misi suci di alam raya ini. Dan ini merupakan sifat utama terpenting manusia yang dimilikinya di antara segala makhluk yang telah diciptakan TUHAN.
Seperti yang telah saya jelaskan pada pembahasan dimuka bahwa diri esoterik yang menjadi inti manusia adalah jiwa, sukma, atman, roh atau soul. Jiwa sebagai inti manusia tidak saja merupakan pusat dari Kesadaran manusia yang berupa Cipta, Karsa, Rasa akan tetapi juga merupakan sumber Energi Hidup yang menyebabkan tubuh kita hidup. Jiwa atau roh kitalah yang menyebabkan jantung bisa berdetak memompa darah, seluruh sistem saraf dan hormon aktif, serta semua sistem tubuh lainnya dapat bekerja sesuai fungsinya.
Jiwa atau roh manusia bukanlah sesuatu yang diciptakan seperti makhluk lainnya, akan tetapi bentuk dari tiupan Ilahiah dari sebagian Roh Tuhan sendiri. Hakikat Jiwa yang disebutkan dalam qur’an sebagai min-Ruhi (roh-KU) adalah sangat dekat dengan asalnya: AKU (TUHAN).
Fitrah dari min-Ruhi (roh-KU) adalah seperti fitrahnya anak ayam terhadap induknya yang selalu cenderung ingin dekat/kembali ke induknya, demikian juga jiwa atau min-Ruhi (roh-KU) selalu cenderung untuk kembali meyadari kedekatannya dengan AKU (ALLAH). Eksistensi jiwa atau min-Ruhi (roh-KU) sangatlah dekat sekali dengan eksistensi ALLAH, kedekatannya melebihi dekatnya apapun terhadap AKU (ALLAH). Min-Ruhi (roh-KU) adalah SATU dengan AKU (ALLAH).
Oleh karena manusia lahir dari bagian dari roh Tuhan (min-Ruhi), maka ia dipilih menjadi KhalifahNYA dan pemegang AmanatNYA. Apa yang sama dalam roh manusia dan roh TUHAN adalah kemauan bebas. TUHAN satu-satunya DIRI dengan kemauan mutlak, yang memiliki kekuasaan apa saja yang Dia Kehendaki, bahkan bertentangan dengan hukum-hukum alam semesta, telah meniupkan rohNYA (min-Ruhi) kepada manusia, dan mengantar manusia pada suatu tingkat kehidupan tertentu, agar manusia dapat memanifestasikan sifat-sifatNYA dimuka bumi. Jadi manusia dapat berbuat mirip TUHAN, walaupun dalam batas-batas tertentu manusia dapat berbuat mirip TUHAN, tetapi ia tidak dapat menjadi TUHAN. Sebagai mahkluk yang mempunyai kemauan mirip TUHAN, manusia dapat bertindak melawan ketentuan-ketentuan makhluk fisiologis. Dengan kehendak bebas yang demikian manusia itu menjadi punya pilihan: mau berbuat baik seperti malaikat atau berbuat jahat seperti iblis. Oleh karena itulah disediakan Surga & Neraka sebagai bentuk pertanggung-jawaban.
Jadi kedekatan manusia dengan TUHAN berasal dari apa yang dinamakan jiwa yang tidak lain adalah min-ruhi. Dengan dimensi spiritualnya, seharusnya fitrah manusia adalah cenderung naik ke puncak spiritual tertinggi – yaitu ke DIRI YANG MAHA SUCI.
Wahai saudara-saudariku: “Sadarilah bahwa yang langsung kembali pada NYA adalah bukan badan, pikiran atau qalbu(hati), tetapi Jiwa”.
“Teruskan dengan menyadari eksistensi jiwa kita dengan menggugah kesadarannya untuk kemudian mengembalikan kepada asalnya sebagai berikut, Ya ALLAH jiwaku adalah Min-Ruhi (ruh-Mu), milik-MU, atas Kehendak-MU kembali kepada Engkau.
Langkah 4: Menghayati Kesatuan dengan ALLAH
Manusia hidup sebagai mahkluk dwitunggal, jasad dan roh. Didalam diri manusia ada unsur Ketuhanan, oleh karena itulah manusia dan Tuhan hakikatnya SATU. Dalam diri manusia ada min ruhi yang SATU dengan Tuhan, tiada berjarak sangat dekat lebih dekat dari apapun juga –karena “SATU”. Dalam keadaan yang demikian Anda akan merasakan Tuhan itu dekat, sebagaimana dikatakan qur’an dalam surat Qaaf: 16, Wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil warid (Kami lebih dekat kepadanya dari urat nadinya).
Dengan jalan ini, Anda akan dapat membuktikan ADA-NYA Tuhan bukan semata-mata dilandasi secara falsafati akan tetapi lebih didasarkan pada pengalaman empiric perjumpaan dengan Tuhan dalam kehidupan nyata. Diri kita, nafas kita, roh kita, hidup kita adalah bukti-NYA Tuhan. Lebih dari itu adalah juga bukti dekat dan SATU-NYA Tuhan dengan kita. Tubuh, pikiran, hati, jiwa kita adalah aspek-NYA Tuhan, alat-alat-NYA Tuhan. Yang ADA ialah Tuhan dan manusia-NYA Tuhan. Tiada sesuatu selain Tuhan dan aspek-aspek-NYA.
Keluar masuknya nafas pertanda hidup,
Perhatikanlah dengan seksama bahwa: pada hakikatnya keluar-masuknya nafas adalah perbuatan ALLAH, DIA yang melakukanNYA sebagai tAnda adanya hidup-NYA yang bersemayam didalam tubuh manusia. Sebagai tanda adanya Roh-NYA yang terkurung dalam jasad. Oleh karena itu harus disadarkan bahwa selama bernafas harus selalu diikuti dengan ingatan kepada ALLAH. Roh yang ada didalam tubuh menyebabkan otak dapat aktif berkesadaran atau berkecerdasan, ber - IQ, EQ dan SQ.
Otak manusia itu sifatnya netral dan tidak mengerti apa-apa jika tidak ada informasi yang dimasukkan padanya. Namun demikian otak manusia memegang kendali penting dalam kehidupan manusia di dunia dengan tiga ragam kecerdasannya. Untuk mengarahkan kehidupan sesuai dengan Kehendak ALLAH, otak harus diberitahu, harus diberi masukan, harus diedukasi agar In-Line dengan Kehendak ALLAH-seperti yang diteladankan Muhammad s.a.w (prototype manusia sempurna).