PulsaBox, Konter Pulsa Masa Depan?
Alat ini merupakan ancaman bagi karyawan
penjaja konter pulsa tradisional.
VIVAnews - Besarnya pasar pengguna
telepon selular di Indonesia membuat PT Solusi Layanan Mandiri (Lunari)
memperluas distribusi konter pulsa otomatis buatannya, PulsaBox, ke
wilayah Jabotabek.
Menurut Gerry Kusuma, Direktur PT Kurnia
Multi Solusi yang merupakan sole distributor PulsaBox, pengguna ponsel
di Indonesia telah mencapai sekitar 140 juta nomor, yang mana 93 persen
di antaranya adalah pelanggan nomor prabayar.
"Ini merupakan
potensi pasar yang sangat baik. Bisa mengambil 1-2 persennya saja, sudah
sangat lumayan. Karena itu, kami coba menyebarkan PulsaBox di pusat
keramaian dan menawarkannya kepada calon pengusaha yang ingin mencoba
peruntungannya," ujar Gery pada jumpa pers di PulsaBox di Graha Niaga
Jakarta, Selasa 30 Juni 2009.
PulsaBox adalah mesin khusus untuk
mengisi ulang pulsa kartu prabayar GSM maupun CDMA layaknya ATM setoran
tunai. Dengan memasukkan uang dengan nominal tertentu ke dalam mesin
tersebut, pembeli dapat mengisi ulang pulsanya secara elektrik secara
real-time, paling lambat 1x24 jam.
Dengan alat ini, menurut
Gerry, pengusaha pulsa bisa menghemat biaya operasional, karena tak
perlu lagi menggaji karyawan untuk menunggui konter pulsa. Oleh
karenanya, Managing Director Lunari Zimmy Syahriar mengutarakan
optimismenya bahwa PulsaBox dapat menggantikan konter pulsa tradisional.
"Investasi
untuk mesin PulsaBox hanya sekitar 25 juta rupiah, sudah termasuk
garansi 1 tahun untuk suku cadang dan servis. Ini tentu saja dapat
menekan OPEX (operational expenditure) UKM penjual pulsa, karena tak
perlu menggaji karyawan atau menyewa tempat dengan harga mahal," kata
Zimmy.
Untuk membuka layanan PulsaBox, selain harus membeli mesin
yang didukung dengan modem GSM, seorang pengusaha cukup merogoh kocek
untuk kertas stroke pembayaran seharga Rp 7.500 untuk jangka waktu
tertentu, dan biaya listrik sebesar 75 watt.
Selain itu, pemilik
PulsaBox juga perlu mendepositokan pulsa minimal Rp 1 juta, yang berlaku
untuk top-up voucher nomor prabayar seluruh operator telekomunikasi
(multi-operator). "Sepahit-pahitnya, bila pengusaha tersebut pintar
memilih lokasi yang strategis, mereka bisa mencatat 30 sampai 40
transaksi per hari. Itu sudah kalkulasi yang terburuk," papar Zimmy.
Bagi
calon pengusaha yang kurang mampu, lanjutnya, mereka dimungkinkan
mengikuti program pembiayaan (financing) oleh Bank Syariah Mandiri.
"Sistemnya bagi hasil. Kami tahunya hanya menerima setoran dari bank
tersebut," ujar Zimmy menjelaskan.
Namun, saat ini, PulsaBox baru
dapat melayani isi pulsa untuk layanan GSM Telkomsel, Indosat, dan XL,
serta sejumlah layanan CDMA yang total, berjumlah delapan operator.
Adapun operator Three (3) dan Axis, saat ini baru dalam tahap
persetujuan perjanjian kerja.
Untuk masalah harga, kata Zimmy,
bisa disesuaikan dengan harga pasar di mana PulsaBox ditempatkan.
"Misalnya, di kampus atau sekolah, tentu harganya berbeda dengan
PulsaBox di hotel atau apartemen. Kita sesuaikan dengan harga di lokasi
tersebut. Kami jamin, paling mahal Rp 1.000 di atas harga pasar,"
ucapnya.
Bagi pengusaha, PulsaBox memang dapat memotong biaya operasional.
Namun, bagi karyawan penjaja di konter pulsa tradisional, justru menjadi
ancaman. Sebab, alat ini bisa membuat mereka kehilangan sumber
pencaharian. |