On-Line Dengan ALLAH
BERSILATURAHMI DENGAN ALLAH
BAB III
……………………………………………….
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS.AL IMRAN 190-191)
……………………………………………………… Setelah Jiwa sudah tegak dengan Kesadaran Taudid kini tiba saatnya - membawa Jiwa atau Sang Aku untuk menuju kepada-NYA : TUHAN SEMESTA ALAM.
Bagaimana membawa Sang Aku menuju TUHAN ?
Langkah kuncinya, Anda sambungkan kesadaran Jiwa atau Sang Aku kepada TUHAN, menjalin komunikasi atau silaturahmi dengan TUHAN.
Filosofi dasar dari komunikasi pada adalah proses pertukaran informasi dua (2) arah dari sender dan receiver. Dalam setiap komunikasi selalu melibatkan pengirim/ pemberi informasi (sender), penerima informasi (receiver), informasi, bahasa yang digunakan untuk mempertukarkan informasi, dan medium informasinya.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan TUHAN SEMESTA ALAM, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu :
Pertama kita harus tahu siapa sebenarnya sebagai sender (pengirim informasi) dan dengan siapa kita akan berkomunikasi (receiver) ? Informasi apa yang akan kita pertukarkan ? Dengan bahasa apa serta medium apa kita akan berkomunikasi ?
Dalam Komunikasi Ilahiah dua arah ini : Sang Aku atau Jiwa kita hendaknya dapat berfungsi sebagai sender sekaligus receiver, sedangkan Sang TUHAN SEMESTA ALAM sebagai tujuan pengiriman informasi dari Jiwa adalah receiver sekaligus sender.
Informasi yang akan dipertukarkan antara Sang Jiwa dan Sang TUHAN adalah Kesadaran berke-TUHANan, sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa Jiwa dan medium yang digunakan adalah Rasa Ingat.
Untuk memulai silaturahmi dengan ALLAH, kita perlu memperteguh Kesadaran Tauhid yang telah kita dapat dari pelajaran menerima ALLAH sebagai Tuhan. Kesadaran Tauhid “Tiada TUHAN selain Dia” harus menjadi inti dari kesadaran jiwa kita.
Untuk itu, saat ini juga - marilah kita perteguh pendirian ini dengan ikrar lisan, dibenarkan pikiran, diyakini oleh hati dan disadari sepenuhnya oleh jiwa bahwa :
“Aku bersaksi tidak ada TUHAN selain ALLAH”
Ikrar atau mission statement ini harus hadir sebagai kenyataan (direalisasikan) dalam setiap ruang-waktu kehidupan kita, dan untuk itulah maka kita harus bersedia untuk Tunduk-Patuh pada kemauan-NYA.
“Lalu apakah kemauan-NYA ?”. Kemauan-NYA tidak lain adalah apa-apa yang telah disampaikan dan dijalankan oleh utusan/ penyampai yang dipilihnya Rasul-NYA : Muhammad Rasulullah. Kehendak Tuhan diungkap dalam Sunnah Nabi. Maka, siapapun yang mengikuti Sunnah Nabi dalam segenap aspek kehidupan sungguh telah menundukkan dirinya dibawah Kehendak Tuhan. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu, demikian dinyatakan dalam Al Qur’an, suri tauladan yang baik (uswah hasanah) (QS Al-Ahzab :21). Ditujukan langsung kepada Rasul-NYA dalam surah Al-Qalam, ALLAH berfirman, Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS Al-Qalam :4). Muhammad s.a.w bukan hanya penyampai pesan, melainkan juga merupakan perwujudan dari pesan tersebut.
Oleh karena itulah, marilah kita lebih riilkan mission statement Tauhid kita, bahwa selain :
“Aku bersaksi bahwa tidak ada TUHAN selain ALLAH, juga
“Aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah Rasul –ALLAH “
Sebagai hormat dan terima kasih pada Muhammad Rasulullah, kita sampaikan Shalawat kepada beliau : “ Ya ALLAH berikan keselamatan dan berkah
untuk Muhammad s.a.w beserta keluarga, keturunan dan umatnya”.
Perlu diingat bahwa shalawat sama sekali bukanlah bentuk pengkultusan atas diri Rasulullah s.a.w. Sebagaimana pesan beliau : “Janganlah kamu seperti Yahudi, Nasrani mengkultuskan Isa dan Maryam. Aku hamba ALLAH, aku Rasulullah bila mohon perlindungan mohonlah pada ALLAH Yang Maha Kuat”.
Kita dilarang memuja Rasulullah s.a.w. Shalawat merupakan bentuk ekspresi rasa hormat, terima kasih dan cinta kepada beliau sebagai Rahmatan Lil ‘Alamien. Karena ALLAH dan para malaikat juga bershalawat kepadanya, sebagaimana Firman-NYA dalam surat Al-Ahzab : 56.
Bersyahadat & Bershalawat adalah pembuka jalur komunikasi dengan ALLAH. Syahadat dan Shalawat adalah password komunikasi kita. Setelah kita buka saluran komunikasi, kita bisa mulai berkomunikasi dengan TUHAN SEMESTA ALAM.
Bagaimana cara Jiwa dapat berkomunikasi dengan ALLAH ?
Untuk itu, sadarilah eksistensi Jiwa sebagai sender dan TUHAN SEMESTA ALAM sebagai receiver. Kirim kesadaran berkeTUHANan dengan terus mengaktifkan Rasa Ingat untuk menyebut ALLAH dengan sebanyak-banyaknya tidak terputus-putus (kontinu), praktisnya panggil nama TUHAN SEMESTA ALAM : ALLAH terus menerus (kontinus) didalam batin sebanyak-banyaknya. Membatin ALLAH dengan disertai kesadaran akan makna nama ALLAH sebagai TUHAN SEMESTA ALAM dalam posisi merendah/ menghamba/ menyembah/ menghadapkan Jiwa, Hati, Pikiran dan Tubuh pada-NYA.
Sesuai dengan Hukum Ilahiah : “Ingatlah Aku, niscaya Aku mengingatmu (QS. Al Baqaroh : 152 ), secara otomatis saluran komunikasi Ilahiah dua arah akan terbuka, Jiwa dan ALLAH menjadi sambung, dan akan mendapatkan balasan komunikasi dari ALLAH berupa getaran-getaran Ilahiah atau Nur Ilahi. Saai inilah yang disebut dengan sambung (on-line) dengan ALLAH. Getaran-getaran Ilahi ini dapat berupa rahmat-NYA atau hidayah-NYA.
Sebagai latihan on-line dengan ALLAH mari bersama saya untuk menjalani praktek sederhana sebagai berikut :
Posisi latihan bebas, bisa dalam keadaan duduk-berdiri-atau berbaring. Dari pengalaman, untuk pemula disarankan untuk mengambil posisi berdiri.
Sebelum latihan mulailah dengan relaksasi tubuh, pikiran, emosi dan jiwa.
Munculkan Kesadaran Jiwa dan bangkitkan Tauhid didalamnya. Dalam batin ucapkan : ALLAH…..
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”.
Tidak Ada TUHAN selain Engkau
Kemudian Berikrar Syahadat dan Bershalawat :
Bismillahi Rahmanie Rahiem, berniat baik untuk berjalan menuju kepada ALLAH
Asyahadu Anla Ilaha Ilallah, wa
Asyahadu Ana Muhammad Rasulullah, dibaca sampai seperti orang bersumpah-dan pegang teguh tauhid pada ALLAH
Allahumma Shali Ala Muhammad wa Ala alihi Muhammad
Dengan sepenuh jiwa akan penghayatan maknanya.
Fokuskan tujuan perjalanan jiwa atau Sang Aku hanya kepada ALLAH semata – bukan kepada yang lain. Fokuskan dengan LAILAHA ILALLLAOH……..Tida TUHAN selain ALLAH, Tiada Tujuan dalam perjalan-ku selain Engkau Ya ALLAH
Seterusnya kita panggil nama ALLAH dengan lembut, dengan santun, dengan rendah diri dihadapan-NYA. Memanggil nama-NYA dimulai dengan lidah, dimengerti dengan pikiran, diyakini dengan hati dan disadari jiwa. Untuk selanjutnya- kita panggil terus nama ALLAH dengan sebanyak-banyaknya di dalam batin, dengan rasa rendah diri di hadapan ALLAH. Panggil secara kontinu tak terputus : ALLAH…………………………………(Tidak perlu dihitung berapa kali yang kita ucapkan, tapi lakukanlah sebanyak-banyaknya dan menerus/ tidak putus-putus).
Kita lakukan latihan dengan sungguh-sungguh semampu kita. Dan setelah latihan ini, kita berusaha agar dalam keadaan apapun dan dimanapun untuk selalu memanggil nama ALLAH didalam batin. Membatin ALLAH secara terus-menerus dengan sebanyak-banyaknya (tanpa harus dihitung jumlahnya).
Apabila latihan ini kita lakukan dengan sungguh-sungguh, Insya Allah – Kesadaran Jiwa kita akan dipenuhi dengan rasa ingat pada ALLAH. Dengan rasa ingat pada ALLAH ini jiwa kita dapat tersambung (on-line) kembali dengan ALLAH. Dengan rasa ingat ini tersambung tali hubungan atau silaturahmi dengan ALLAH.
Bila jiwa sudah mencapai keadaan “dzikrullah state” dimana terjadi jalinan komunikasi dengan ALLAH , maka sesuai dengan Hukum Ilahiah bahwa : “ Ingatlah Aku, Aku akan ingat kepadamu (QS.Al Baqaroh 152)”. maka kita akan mendapatkan sambutan dari ALLAH berupa getaran-getaran Nur Ilahiah. Besarnya energi getaran Nur Ilahiah tergantung pada frekuensi osilasi dzikrullah. Frekuensi osilasi tergantung dengan jumlah dzikrullah yang dilakukan perdetik. Jika dalam 1 detik kita lakukan dzikrullah sebanyak 1 kali, frekuensinya adalah 1 Hz, jika 1 detik 5 kali dzikrulllah frekeunsinya akan menjadi 5 Hz dan jika dilakukan secara kontinus dengan jumlah tanpa hitungan (tak terhingga) maka frekuensinya akan menjadi tak terhingga Hz sehingga energinyapun akan menjadi Tak Terhingga besarnya. Oleh karena itulah maka berdzikirlah tanpa dihitung-hitung dan Anda akan mendapatkan Energi yang Tak Terhingga besarnya.
Energi yang dibangkitkan dari osilasi dzikrullah yang berupa Nur Ilahi, sangat bermanfaat bagi manusia. Energi ini :
- Membawa muatan hidayah ALLAH yang bermanfaat memberikan petunjuk bagi jiwa untuk membedakan yang benar dan salah. Sehingga memperkuat kemampuan jiwa untuk membedakan yang benar & salah
- Membawa muatan rahmat ALLAH yang berfaedah untuk kebahagiaan hidup. Energi ini berfungsi membebaskan jiwa dari belenggu kekhawatiran dan kesedihan.
BHRE TANDES
